Satu lagi tradisi di Kabupaten Kuningan yang rutin
dilaksanakan setiap tahunnya adalah Tradisi Kawin Cai yang dilaksanakan di
Obyek Wisata Balongdalem Desa Babakanmulya, Kecamatan Jalaksana Kabupaten
Kuningan. Acara yang digelar dari pagi sampai sore tersebut dijejali ratusan
warga yang antusias menyaksikan rangkaian prosesi upacara adat kawin cai.
Upacara Adat Kawin Cai merupakan tradisi masyarakat
Desa Babakanmulya, Kecamatan Jalakasana, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Sejak
zaman dulu, ritual ini dimaksudkan untuk memohon air atau turun hujan saat
musim kemarau panjang, seperti bulan September, agar sawah tetap terairi.
Ritual ini biasanya digelar di dekat sumber mata air
Telaga Balong Tirta Yarta pada malam Jum'at kliwon. Tidak hanya warga desa yang
hadir mengikuti upacara, tapi warga desa tetangga tokoh masyarakat, dan pamong
desa juga mengikuti prosesi hingga usai.
Selesai berdoa, sesepuh desa atau yang biasa dikenal
dengan nama Punduh, mencampurkan air yang diambil dari mata air Telaga
Balong Tirta Yarta dengan air yang diambil dari mata air Cikembulan,
Cibulan. Inilah istilah yang dipakai masyarakat sebagai Upacara Adat Kawin Cai
yang intinya mengambil barokah air dari dua sumber mata air.
Upacara adat kawin cai tersebut adalah menyatukan
air dari mata air Cikembulan sekitar kolam renang Cibulan Desa Maniskidul
Kecataman Jalaksana dengan sumber air Tirtayartra Balongdalem dimana sebelum
dan sesudah acara kawin cai tersebut dilaksanakan berbagai macam prosesi
lainnya. Upacara kawin cai tersebut dilaksanakan dengan para pelaku upacara
layaknya sedang menjemput dan mengiring calon pengantin dalam acara-acara
pernikahan.
Kepala Desa Babakanmulya menjelaskan bahwa upacara
adat kawin cai tersebut merupakan tradisi masyarakat Desa Babakanmulya yang
telah berlangsung lama. ” Upacara adat ini merupakan permohonan kepada Tuhan
Yang Maha Esa untuk diberikan kesuburan terutama kesuburan air dan turun hujan
untuk mengairi lahan pertanian serta kebutuhan hidup lainnya dan tradisi kawin
cai ini biasanya dilaksakan dalam musim-musim kemarau,” tutur kades
Babakanmulya.
Bupati Kuningan, Hj. Utje Hamid Suganda dalam
sambutannya mengungkapkan bahwa upacara kawin cai merupakan sebuah bentuk rasa
syukur budaya masyarakat agraris sunda yaitu salah satu budaya upacara adat yang
mengandung potensi seni budaya masyarakat yang didasarkan pada adat istiadat kehidupan masyarakat Sunda
sehari-hari.
“ Saya selaku Bupati Kuningan merasa bangga kepada
masyarakat Desa Babakanmulya yang telah melestarikan tradisi kawin cai hingga
sekarang selain itu juga saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak
yang telah mendukung sehingga tradisi kawin cai ini bias berjalan dengan baik,”
kata Bupati Kuningan.
Prosesi
kawin cai adalah sebagai berikut,
- Penjemputan Bupati Kuningan dan Para tamu
2. Membawa air Tirta Yarta dengan menggunakan delman
3. Para tokoh masyarakat membawa air dari mata air
4. Punduh berdoa di sebuah makam
5. Bupati Kuningan, terdahulu H. Aang Hamid Suganda,
memandikan sesepuh desa
Intisari:
Judul : Kawin Cai
Kota : Desa Babakanmulya, Kabupaten
Kuningan. Jawa Barat
Prosedur : dimaksudkan untuk memohon air atau turun
hujan saat musim kemarau panjang, seperti bulan September, agar sawah tetap
terairi. Upacara adat kawin cai tersebut adalah menyatukan air dari mata air
Cikembulan sekitar kolam renang Cibulan Desa Maniskidul Kecataman Jalaksana
dengan sumber air Tirtayartra Balongdalem dimana sebelum dan sesudah acara
kawin cai tersebut dilaksanakan berbagai macam prosesi lainnya. Upacara kawin
cai tersebut dilaksanakan dengan para pelaku upacara layaknya sedang menjemput
dan mengiring calon pengantin dalam acara-acara pernikahan.
Referensi,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar