MITOS
Mitos adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan kisah berlatar masa lampau, mengandung penafsiran tentang alam semesta dan keberadaan makhluk di dalamnya, serta dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita atau penganutnya. Dalam pengertian yang lebih luas, mitos dapat mengacu kepada cerita tradisional. Pada umumnya mitos menceritakan terjadinya alam semesta, dunia dan para makhluk penghuninya, bentuk topografi, kisah para makhluk supranatural, dan sebagainya.
Mitos adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan kisah berlatar masa lampau, mengandung penafsiran tentang alam semesta dan keberadaan makhluk di dalamnya, serta dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita atau penganutnya. Dalam pengertian yang lebih luas, mitos dapat mengacu kepada cerita tradisional. Pada umumnya mitos menceritakan terjadinya alam semesta, dunia dan para makhluk penghuninya, bentuk topografi, kisah para makhluk supranatural, dan sebagainya.
Legenda Ikan Cibulan
Ikan Dewa adalah sejenis ikan yang dikeramatkan oleh penduduk di sekitar
wilayah Desa Maniskidul dan sekitarnya. Bahkan di sekitar wilayah Kuningan-Jawa
Barat, ikan ini dipercaya sebagai ikan istimewa yang membawa berkah bagi
siapapun yang dapat menyentuh badannya. Belakangan ini, legenda tersebut terus
tersebar dari mulut ke mulut- hingga masyarakat sekitar Cirebon bahkan dari
luar Cirebon, datang ke Kuningan ingin melihat ikan dewa, baik hanya sekedar
melihat ataupun mempunyai tujuan yang lain. Banyak legenda tentang asal-muasal
ikan ini, seperti dikatakan oleh Pak Mamat, salah satu petugas penyewaan ban
yang sudah bertahun-tahun ada di Cibulan,” Dahulu kala ketika Prabu Siliwangi
masih hidup, beliau memerintah dengan adil dan bijaksana, sehingga hampir semua
prajurit dan kawulanya tunduk dan hormat pada Sang Prabu.Namun tak ada gading
yang tak retak, begitupun dengan Prabu Siliwangi,
walaupun sudah
memerintah dengan adil, masih ada saja prajurit yang tidak suka dan tidak puas
terhadap Prabu Siliwangi. Singkat cerita, dikutuklah prajurit-prajurit yang
membangkang tersebut sehingga menjadi ikan, yang keberadaannya masih bisa kita
saksikan sampai sekarang di kolam Cibulan”.
Dan anehnya tak ada satu
orangpun yang berani mengambil ikan ini, baik hanya sekedar dipelihara, atau
bahkan dimasak untuk dimakan. Karena, menurut kepercayaan masyarakat sekitar,
barangsiapapun yang berani menganggu ikan-ikan tersebut, terhadap dirinya akan
terjadi sesuatu bencana. Ini cerita yang bisa kita dengar dari masyarakat
sekitar, boleh percaya atau tidak. Bahkan menurut cerita yang berkembang,
jumlah ikan yang ada di kolam ini dari dulu sampai sekarang tidak pernah
bertambah atau berkurang, tetap segitu-gitu saja. Pernah juga tiba-tiba,
ikan-ikan Dewa yang berada dalam kolam tersebut hilang entah kemana, kemudian
esok harinya kembali seperti semula. Sadar akan potensi wisata tentang
keberadaan ikan Dewa, maka desa setempat membangun tempat ini, sehingga selain
para pengunjung bisa melihat ikan Dewa yang terlihat cantik dan seksi, juga
para pengunjung bisa berenang bersamanya. Jangan khawatir,
ikan Dewa atau ikan Kancra Putih, karena bersisik putih mengkilap, tidak akan menganggu manusia yang ingin berenang bersamanya, malah seakan-akan mereka merasa senang, karena kadang-kadang sambil berenang mereka mengikuti kita. Kolam yang dibangun secara permanen pada tahun 1939 ini cukup luas juga, kurang lebih dengan panjang kurang lebih 70 meter dan lebar kurang lebih 30 meter. Masing-masing mempunyai kedalaman yang berbeda, sesuai dengan kategori, yaitu kolam untuk anak-anak dan kolam untuk dewasa. Air yang sejuk, langsung diperoleh dari lereng Gunung Ciremai, terlihat bening dan menggoda kita untuk berenang bersama ikan Dewa yang berada dalam kolam tersebut. Untuk menjaga kebersihan kolam Cibulan, kolam dikuras sekali dalam dua minggu, atau bisa lebih, jika dirasa air sudah sangat kotor. Begitupun dengan fasilitas yang ada di tempat ini, yaitu ruang bilas mandi, ruang ganti pakaian, penyewaan ban, penyewaan baju, semuanya sudah lengkap, rupanya pengelola memang sudah berniat untuk menggabungkan tempat ini sebagai tempat wisata air dan wisata legenda ikan Dewa. Apalagi dengan biaya masuk yang relatif murah, hanya Rp 2,000 per orang, tentu tidak akan memberatkan para pengunjung yang ingin berkunjung ke sini. Relatif mudah untuk menjangkau tempat ini, karena terletak di tepi jalan propinsi, antara Kuningan – Cirebon di Desa Maniskidul, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan. Jarak dari Kota Kabupaten Kuningan kurang lebih 7 km ke arah utara, dan terletak pada ketinggian 550 m diatas permukaan air laut. Luas keseluruhan areal ini sekitar 5 ha, dimana selain kolam Cibulan juga terdapat Situs Petilasan Prabu Siliwangi (Raja Pajajaran ), dalam petilasan tersebut terdapat tujuh sumber mata air, yang masing-masing memiliki khasiat bagi orang-orang yang mempercayainya. Ke tujuh mata air tersebut adalah; mata air kejayaan; mata air Cisadane; mata air kemulyaan; mata air kemudaan; mata air pengabulan; mata air keselamatan dan mata air Cirancana. Pada waktu-waktu tertentu tempat petilasan tersebut banyak diziarahi oleh penduduk setempat ataupun orang-orang dari luar daerah Kuningan dan Cirebon.
Cibulan yang mengandung nilai sejarah, legenda dan tempat wisata dapat dijadikan rangkaian tujuan wisata jika kita berkunjung ke wilayah kuningan. Udara khas pegunungan nan bersih, jauh dari polusi ditambah dengan pemandangan yang indah Gunung Ciremai, selalu menawarkan keindahan wisata Cibulan dan sekitar kuningan.
REFERENSI :
http://www.cirebonradio.com/2014/03/wisata-budaya-legenda-ikan-dewa-cibulan.html
ikan Dewa atau ikan Kancra Putih, karena bersisik putih mengkilap, tidak akan menganggu manusia yang ingin berenang bersamanya, malah seakan-akan mereka merasa senang, karena kadang-kadang sambil berenang mereka mengikuti kita. Kolam yang dibangun secara permanen pada tahun 1939 ini cukup luas juga, kurang lebih dengan panjang kurang lebih 70 meter dan lebar kurang lebih 30 meter. Masing-masing mempunyai kedalaman yang berbeda, sesuai dengan kategori, yaitu kolam untuk anak-anak dan kolam untuk dewasa. Air yang sejuk, langsung diperoleh dari lereng Gunung Ciremai, terlihat bening dan menggoda kita untuk berenang bersama ikan Dewa yang berada dalam kolam tersebut. Untuk menjaga kebersihan kolam Cibulan, kolam dikuras sekali dalam dua minggu, atau bisa lebih, jika dirasa air sudah sangat kotor. Begitupun dengan fasilitas yang ada di tempat ini, yaitu ruang bilas mandi, ruang ganti pakaian, penyewaan ban, penyewaan baju, semuanya sudah lengkap, rupanya pengelola memang sudah berniat untuk menggabungkan tempat ini sebagai tempat wisata air dan wisata legenda ikan Dewa. Apalagi dengan biaya masuk yang relatif murah, hanya Rp 2,000 per orang, tentu tidak akan memberatkan para pengunjung yang ingin berkunjung ke sini. Relatif mudah untuk menjangkau tempat ini, karena terletak di tepi jalan propinsi, antara Kuningan – Cirebon di Desa Maniskidul, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan. Jarak dari Kota Kabupaten Kuningan kurang lebih 7 km ke arah utara, dan terletak pada ketinggian 550 m diatas permukaan air laut. Luas keseluruhan areal ini sekitar 5 ha, dimana selain kolam Cibulan juga terdapat Situs Petilasan Prabu Siliwangi (Raja Pajajaran ), dalam petilasan tersebut terdapat tujuh sumber mata air, yang masing-masing memiliki khasiat bagi orang-orang yang mempercayainya. Ke tujuh mata air tersebut adalah; mata air kejayaan; mata air Cisadane; mata air kemulyaan; mata air kemudaan; mata air pengabulan; mata air keselamatan dan mata air Cirancana. Pada waktu-waktu tertentu tempat petilasan tersebut banyak diziarahi oleh penduduk setempat ataupun orang-orang dari luar daerah Kuningan dan Cirebon.
Cibulan yang mengandung nilai sejarah, legenda dan tempat wisata dapat dijadikan rangkaian tujuan wisata jika kita berkunjung ke wilayah kuningan. Udara khas pegunungan nan bersih, jauh dari polusi ditambah dengan pemandangan yang indah Gunung Ciremai, selalu menawarkan keindahan wisata Cibulan dan sekitar kuningan.
REFERENSI :
http://www.cirebonradio.com/2014/03/wisata-budaya-legenda-ikan-dewa-cibulan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar